Oh Sehun, Oh I’m Trapped

 

OSOIT

Author : Maria

‘You just need 1 minutes to trapped me’

Apa sih hebatnya dia? Hanya maknae manja yang selalu memanfaatkan hyungnya.
Dan apalagi ini? Kyeopta? Dia namja berusia 20 tahun dan masih menampilkan tampang seperti itu? Cih bahkan hamster peliharaan Yuki yang jauh lebih muda dan lebih imut daripada dia tau bagaimana berekspresi sewajarnya, sesuai usianya…

Apa kalian menganggap aku gila?

Yah, anggap saja begitu. Aku memang gila karena begitu membencinya. Bukan tanpa alasan aku membencinya, tapi karena Luhan oppa lebih perhatian padanya. Dasar menyebalkan! Aku yakin kalian bisa menebak siapa yang kumaksud, yah Oh Sehun. Maknae dari grup idola EXO yang saat ini begitu terkenal di Korea, bahkan sampai penjuru dunia. Dan sejak tiga hari yang lalu, aku begitu membenci maknae ‘sialan’ yang merusak acaraku itu.

Tiga hari yang lalu harusnya aku bisa lebih lama bersama Luhan oppa, jika saja maknae ‘sialan’ itu tak mengganggunya. Demi Tuhan aku benar-benar naik pitam saat Luhan oppa membatalkan rencana kami untuk mengerjakan tugas profesor Shin hanya demi menemui Oh Sehun.

Dan karena Oh Sehun ‘sialan’ itu juga, aku dimarahi habis-habisan oleh dosen Kim karena terlambat masuk kelasnya kemarin. Aku terpaksa begadang selama dua malam untuk mengerjakan tugas dari profesor Shin sendirian sebab Luhan oppa tak masuk. Aish… menyebalkan! Bahkan aku hanya mengetahui nama dan wajahmu dari televisi Oh Sehun. Tapi kau dengan mudah merusak hariku yang damai ini. Aku benar-benar membencimu Oh Sehun…

Tanpa kusadari, majalah yang baru 15 menit kubeli sudah lusuh dan tak layak disebut majalah lagi. Kumpulan kertas ini bahkan lebih layak kusebut bungkus kacang goreng daripada majalah. Baiklah aku memang keterlaluan telah meremas seluruh halaman majalah yang menampakkan tampang bodoh namja ‘sialan’ itu.

Sambil berjalan menuju apartemenku yang kurang lebih lima ratus meter dari tempatku saat ini, aku masih saja mengumpati maknae ‘sialan’ itu dalam hati. Dan entah sudah keberapa kalinya aku menyebut Oh Sehun -yang kata orang-orang sangat tampan itu sebagai namja ‘sialan’.

Oh kalian pasti bertanya-tanya apa hubunganku dengan Luhan oppa hingga aku begitu marah pada Oh Sehun? Jawabannya adalah tidak ada. Kami tidak memiliki hubungan apa-apa, hanya saja aku merasa menjadi yeoja yang beruntung karena selalu diminta untuk mengerjakan tugas dengannya. Mengingat Luhan oppa begitu sibuk dengan jadwalnya sebagai idol, maka para dosen memintaku untuk menemaninya selama di Universitas ataupun menemaninya mengerjakan tugas karena otakku yang bisa dibilang diatas rata-rata.

Mungkin Luhan oppa masih di China hingga tak masuk selama tiga hari terakhir.

Sebenarnya aku tak keberatan untuk mengerjakan tugas itu sendirian, aku juga sudah terbiasa dengan hal ini sejak 6 bulan yang lalu. Tapi yang membuatku sangat berat adalah alasan Luhan oppa yang selalu karena Oh Sehun ‘sialan’ itu. Ini juga bukan pertama kalinya dia membatalkan rencana kami -mengerjakan tugas bersama, hanya karena Oh Sehun. Entah itu menemani makan, menemani nonton, menemani menjaga dorm, dan banyak lagi kegiatan yang selalu berhubungan dengan Oh Sehun ‘sialan’ itu.

Dan kesabaranku telah berada pada puncaknya tiga hari yang lalu. Luhan oppa meninggalkanku sendirian di Café karena Oh Sehun meminta untuk ditemani mencuci mobil. Bahkan Luhan oppa pergi sebelum aku mengiyakan. Bisakah kalian bayangkan betapa bodohnya tampangku kala itu? Ditinggal sendirian di Café oleh seorang idol yang kini begitu terkenal. Terlihat seperti yeoja bodoh, yang mengejar idolanya, namun akhirnya ditinggalkan begitu saja ditengah keramaian.

Dua ratus meter lagi… jarakku dengan apartemenku tinggal dua ratus meter lagi. Tuhan kenapa rasanya aku berjalan begitu lambat? Aku ingin segera masuk apartemen, mengambil gunting dan memotong setiap bagian dari wajah bodoh ‘sialan’ itu.

“Apa kau masih belum puas mengoyak seluruh majalah itu? Kau membuang uangmu hanya untuk merusak majalah itu nona.” Ucap sebuah suara yang aku yakini seorang namja yang tengah berjalan disampingku. Hey sejak kapan namja itu berada disampingku?

“Ck benar-benar tidak menghargai kerja keras orang lain.” Desisnya yang masih jelas kudengar.

“Oh tuan, aku sedang malas bertengkar, jadi lebih baik kau menyingkir.” Huh menyebalkan, aku membeli majalah ini dengan uangku sendiri, kenapa dia ikut campur. Kulirik sekilas namja yang masih saja berjalan disampingku ini. Apa dia tak ada pekerjaan? Masih saja mengikutiku, bahkan setelah aku mengusirnya.

Atau jangan-jangan dia ingin menculikku? Lihat saja penampilannya yang mencurigakan itu, dengan kacamata hitam dan baju tebal di siang hari, pada musim panas seperti ini. Dan jangan lupakan masker yang menutupi sebagian wajahnya, serta rambutnya yang berantakan. Benar-benar mencurigakan… Aku menjadi semakin was-was, siapa sebenarnya namja aneh ini?

“Tu..tuan… apa kau tak ada pekerjaan lain selain mengikutiku? Akan lebih baik jika kau pergi ke kedai itu dan meminta pekerjaan disana.” Seruku sambil menunjuk kedai ramyeon diujung jalan dengan ragu-ragu. Aku masih takut kalau namja itu benar-benar penculik.

“Apa menurutmu begitu?” Tanya namja itu lagi, dasar menyebalkan!

“Setidaknya itu lebih bermanfaat daripada kau mengikutiku seperti ini.” Sungutku kesal. Walaupun aku masih takut, tapi aku masih bisa mengontrol suaraku agar tak terlihat ketakutan. Beruntunglah aku sampai diujung jalan dekat apartemenku, tepat lima meter sebelum kedai ramyeon -yang sempat kutunjuk tadi.

Aku segera berbelok menuju gang kecil ini, satu-satunya jalan yang harus kulalui untuk menuju apartemenku. Semoga namja itu tak mengikutiku lagi, aku benar-benar takut kali ini. Aku jadi ingat dengan film-film penculikan yang selalu menggunakan gang kecil sebagai tempat strategis untuk menculik. ‘Tuhan selamatkan hamba-Mu yang lemah ini…’

Deg…

Langkahku terhenti begitu sebuah tangan menahan lenganku. Aku terdiam, kaku ditempat… ‘Inikah akhir hidupku?’

Tangan itu menarikku untuk menghadapnya dan mendorong tubuhku pada dinding. Benar, tangan ini milik namja yang sedari tadi mengikutiku. Sebelah tangannya digunakan untuk melepas kacamatanya, dan sebelah lagi masih menahan lenganku membentur dinding. Matanya menatap tepat di manik mataku, memaksa mataku untuk balas menatap iris coklat miliknya. Oh Tuhan, mata itu benar-benar indah. Dan untuk pertama kalinya aku menatap mata orang lain sedekat ini.

Perlahan dia juga melepas masker yang sedari tadi menutupi sebagian wajahnya. Aku tercekat begitu menatap semua bagian wajahnya. Dia.. Ah sial!

“Apakah wajah setampan aku pantas sebagai pelayan di kedai ramyeon itu Im YoonBie?” Ucapnya dengan percaya diri yang sangat tinggi dan semakin mendekatkan wajahnya padaku.

Namja ini, Oh Sehun. Namja ‘sialan’ ini tengah mengeluarkan smirknya melihat aku tak bereaksi sama sekali. Aku bahkan tak bisa untuk sekedar membalas ucapannya itu. Aku benar-benar terperangkap dalam iris coklatnya.

Kau benar-benar ‘sialan’ Oh Sehun…

>End<

Apa ini? Huh fanfic gagal yang begitu saja muncul di otakku.
Terinspirasi dari ff drabble milik Jean eonni, yang baru aku tau ternyata juga 95line. Ternyata kita seumuran eon, tapi udah kebiasaan panggil eon, gak apa-apa yah.

Dan untuk ff Finally I Know, aku minta maaf karena pada akhirnya belum aku post. Semua ff yang aku ketik dan aku simpan di flashdisk tiba-tiba hilang ter-corrupt. Akhirnya sampai berhari-hari aku kesel dan males ngetik ulang.

Banyak yang ingin aku ucapin, tapi aku stop disini aja sebelum makin ngelantur. Hope you enjoy it XD

Leave a comment